Ambon, 8-9 Desember 2025
Kegiatan perumusan Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Pattimura yang dilaksanakan pada Senin–Selasa, 8–9 Desember 2025, menjadi salah satu momentum strategis dalam upaya menghadirkan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman dan relevan dengan perkembangan keilmuan sejarah. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Tim Pengembang Kurikulum, Dr. Bety.D.S.Hetharion, M.Pd serta dibimbing oleh Prof Dr. Tanwey Gerson Ratumanan, M.Pd seorang akademisi senior yang memberikan arahan substantif. Seluruh proses berlangsung di bawah koordinasi Rina Pusparani, M.Hum selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah yang turut memastikan bahwa rangkaian kegiatan berjalan terarah, sistematis, dan berlandaskan pada kebijakan mutu Universitas Pattimura.
Kegiatan perumusan kurikulum ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan materi, tetapi juga pada pencapaian capaian pembelajaran lulusan secara terukur. Paradigma OBE menempatkan “outcome” atau luaran lulusan sebagai fokus utama, sehingga seluruh struktur kurikulum, mata kuliah, proses pembelajaran, dan asesmen harus dibangun untuk memastikan tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam konteks Program Studi Pendidikan Sejarah, OBE menjadi pendekatan penting untuk menyiapkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam penguasaan historiografi, metodologi penelitian sejarah, dan pedagogi, tetapi juga mampu merespons dinamika sosial, budaya, dan pendidikan di wilayah Maluku.
Pada hari pertama pelaksanaan, kegiatan dibuka dengan sambutan dari Koordinator Program Studi, Rina Pusparani, M.Hum., yang menegaskan bahwa penyusunan kurikulum OBE bukan sekadar kegiatan administratif, tetapi merupakan kerja akademik yang membutuhkan komitmen, kolaborasi, dan pemikiran visioner. Beliau menekankan bahwa kurikulum baru harus mampu memfasilitasi mahasiswa untuk berkembang sebagai calon pendidik, peneliti, dan pengabdi masyarakat yang profesional. Setelah sambutan pembukaan, Dr. Bety D. S. Hetharion, M.Pd., memaparkan kerangka awal kegiatan, termasuk tahapan perumusan profil lulusan, pemetaan capaian pembelajaran lulusan (CPL), serta penyelarasan CPL dengan kebutuhan dunia kerja, perkembangan IPTEKS, serta konteks lokal Maluku. Paparan ini memberikan pedoman kerja bagi seluruh peserta, sehingga proses diskusi dapat berjalan secara efektif dan terarah.
Dalam sesi pembimbingan, Prof Dr. Tanwey Gerson Ratumanan, M.Pd memberikan penguatan mengenai prinsip-prinsip dasar OBE, termasuk bagaimana kurikulum harus dirancang secara backward design—dimulai dari penetapan luaran lulusan, kemudian diturunkan menjadi CPL, Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), hingga strategi pembelajaran dan asesmen yang relevan. Beliau juga menekankan pentingnya integrasi antara kompetensi profesional guru sejarah dengan kemampuan literasi digital, pemikiran kritis, keterampilan penelitian sejarah, serta pemahaman mendalam mengenai sejarah lokal Maluku. Pendekatan ini menjadi sangat penting mengingat Maluku memiliki kekayaan sejarah yang unik dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam pembelajaran.
Salah satu fokus utama kegiatan ini adalah pemetaan output lulusan yang kompeten dan sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan dan masyarakat. Tim Pengembang Kurikulum mengidentifikasi sejumlah kompetensi kunci yang harus dimiliki oleh lulusan, seperti kemampuan mengelola pembelajaran sejarah yang kreatif, kemampuan melakukan penelitian berbasis sumber, serta kompetensi dalam memanfaatkan teknologi pendidikan. Selain itu, karakter lulusan yang memiliki kepekaan sosial dan komitmen terhadap nilai-nilai kebhinekaan juga menjadi aspek yang ditekankan, mengingat kondisi multikultural Maluku.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemetaan sebaran mata kuliah untuk memastikan bahwa setiap mata kuliah memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian CPL. Dalam proses ini, tim menganalisis mata kuliah berdasarkan relevansinya, kontribusi terhadap kompetensi utama lulusan, serta kaitannya dengan konteks Maluku. Mata kuliah yang memiliki dampak besar, seperti Sejarah Lokal Maluku, Metodologi Penelitian Sejarah, Media Pembelajaran Sejarah, dan Pembelajaran Berbasis Proyek, dipertimbangkan untuk meningkatkan bobot dan peranannya dalam kurikulum. Diskusi intensif dilakukan untuk menyelaraskan antara kebutuhan akademik, karakteristik mahasiswa, dan tantangan pendidikan sejarah di lapangan.
Pada hari kedua, tim mulai menyusun struktur kurikulum yang lebih terperinci. Penyusunan ini melibatkan peninjauan ulang jumlah SKS, beban belajar mahasiswa, prasyarat mata kuliah, serta pengembangan mata kuliah baru yang sesuai dengan tuntutan OBE. Salah satu inovasi penting adalah penguatan mata kuliah berbasis projek, yang memungkinkan mahasiswa berinteraksi langsung dengan masyarakat, situs sejarah, maupun lembaga arsip di Maluku. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi praktis mahasiswa sekaligus memperkaya perspektif mereka mengenai sejarah lokal.
Kegiatan ditutup dengan penyusunan rekomendasi tindak lanjut yang meliputi finalisasi dokumen kurikulum, uji publik bersama stakeholder, serta persiapan implementasi pada tahun akademik berikutnya. Dengan semangat kolaboratif dan komitmen akademik yang tinggi, kegiatan perumusan kurikulum OBE ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Pattimura sebagai program studi yang unggul, relevan, dan berdaya saing, khususnya dalam menghasilkan lulusan yang berkontribusi besar bagi pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Maluku.



